Rabu, 16 April 2014

Maaf Tuhan, Aku bodoh tentang-Mu

"Kenapa kita harus menjalani semua tuntutan hidup ini ?
Bahkan harus, terpaksa dan pasrah. Itu harus, lebih lebih ini WAJIB ! kenapa ?
Agar kita kaya ? mendapat kepuasan syahwat ? kebahagiaan dunia ? anak istri ? keluarga ? terkenal ? banyak kolega ? agar disayang tuhan ? mendapat cinta kasih tuhan ? ridho tuhan ? kedamaian tuhan ? mendapat akherat ? lalu semuanya akan berakhir sama, Lenyap dalam keabadian"




Sekolah di alma`hadul islami, membuatku selalu bersyukur diberi kesempatan untuk menimba pundi-pundi ilmu di skolah ini, kenapa ? tentu saja karna sistem pendidikan disini, Bener banget jal, Hurriyatut Tafkir (Kebebasan Berfikir) di skolah ini segala jenis manusia dengan pemikiran2 gilanya berserakan, dari yang punya faham yang religius banget,kekristen-kristenan,komunis,semi materialis,apatis,agnostik,bahkan ateis pun bisa ditemuin (NB : Kecondongan pemikirannya lo ya, bukan ideologi murninya) walaupun toh semuanya dalam kemasan muslim, tapi semuanya tersaji disini dan siap sedia untuk didiskusiin, semuanya untuk apa? Yap, meniti pola fikir terbaik dan membentuk keimanan yang mantap berdasarkan dari keyakinan dari dalam hati dan kajian ilmiah plus bimbingan dari para pakar dan ahli, baik internal sekolah ataupun orang luar.
Nah, kali ini ana mau bawain coretan pemikiran kawan seperjuangan ana ni, Si Mahmud zulfikar ( @fikar_beeasy on twitter ) dan komentar dari ana sendiri tentang tulisannya yang, ya.. bisa membuat pemikiran kita sedikit muter-muter dibuatnya, langsung aja dah, cekidott
Maaf ! Aku bodoh tentangmu, Tuhan !
By : Mahmud zulfikar
Kenapa kita harus menjalani semua tuntutan hidup ini ?
Bahkan harus, terpaksa dan pasrah. Itu harus, lebih lebih ini WAJIB ! kenapa ?
Agar kita kaya ? mendapat kepuasan syahwat ? kebahagiaan dunia ? anak istri ? keluarga ? terkenal ? banyak kolega ? agar disayang tuhan ? mendapat cinta kasih tuhan ? ridho tuhan ? kedamaian tuhan ? mendapat akherat ? lalu semuanya akan berakhir sama, Lenyap dalam keabadian
    Lantas, setelah hidup kita di dunia, lalu meninggal, dihisab, lalu menjalani kehidupan sesuai amalan baik atau buruk tinggal dineraka ataukah surga, TAMAT! T-A-M-A-T,  lalu ditelan oleh keabadian
    Apakah yang kita kejar di dunia ini hanya akan berujung pada kata TAMAT dan Keabadian ? Apakah hidup kita ini tegak lurus ? Ada awal pasti ada akhir ,  Kalo gitu, lebih baik kita tidak perlu capek-capek lahir batin kesiksa hanya untuk mengejar pundi-pundi dunia dan akherat ! Karena ujungnya kita akan tiada dalam  keabadian, yang gitu-gitu walaupun gak begitu saja.
    Atau mungkin hidup kita ini bulat melingkar ? Pasti ada awal dan akhir, tapi tidak pernah berhenti. Sependek itukah lintasan kita ? Kalo memang kenyataannya demikian, kita tidak perlu capek-capek lahir batin hanya untuk mengejar akhir lalu kita kembali ke awal, melingkar lagi, berputar terus menerus tanpa ada tujuan yang jelas.
    Kita merasa hidup apabila ada gelombang naik turun dan pasang surut lalu tenang, dan anehnya hal itu tidak ada habisnya untuk dibahas. Apakah mungkin ini rencana tuhan agar ciptaan-Nya tidak merasa rugi mengerjakan semua tuntutan hidupnya padahal akhirnya hanyalah……? Entahlah….. !!!
    Kebahagiaan surga ? atau mungkin ini juga hanya rencana tuhan agar hambanya tidak merasa bahwa akhir dari segala perjuangnya di dunia hanyalah gitu-gitu saja. “Gitu-Gitu aja“ yang tidak pernah manusia merasa bosan, sehingga “Gitu-Gitu aja” apabila menyangkut akherat. Atau mungkin ini hanya akal-akalan tuhan ? Atau kita hanyalah pengemis  yang meminta dikasih atau tidak lalu diam ataukah pergi.?
    Atau mungkin kita hanya wayang tuhan, yang dimainkan oleh tuhan untuk menghibur tuhan

    Entahlah, aku tak mengerti maksudmu, Tuhan
    Aku hanya candu damai cintamu
    Tanpa mengapa ! dan jangan pernah bertanya Kenapa !
    Tolong  Jangan !
    Karena jawabanku hanyalah “Aku tidak tahu tuhan”
    Oh tuhan yang tidak kukenal !

Kadang kuheran dengan orang-orang yang sibuk dengan urusan dunia dan orang-orang yang sibuk dengan urusan akhiratnya dan terbelit dalam kesibukannya, tanpa tahu maknanya ! Dia mati, namun bernafas.
    Karena kuyakin, dua jalan itu hanya akan menempuh ujung jalan yang sama, ujung jalan yang  “Gitu-Gitu aja” tapi diakali oleh tuhan menjadi hal yang tak ada habisnya ! .[]

Well fikar, sebenernya ana gk tau landasan pemikiran ente gimana sampe ente bisa nulis begini, tapi bukan masalah si, ente orang cerdas sobat,

Menurut analisa ana ya, orang dalam masa pencarian tuhan (baca : belajar tentang tuhan,ketuhanan,esensi manusia dan kemanusiaan) dia itu akan menapaki tahap demi tahap, (Dalam surat Al-insyiqaq ayat 19 :”Dan sesungguhnya kamu akan melalui tingkat demi tingkat [dalam kehidupan]” )
1.    Tahap fanatik dan religius, ini awal, orang yang mulai mempercayai tuhan dia akan cenderung religius dan fanatik, bahkan banyak diantara mereka yang Cuma sekedar ibadah tanpa tau esensinya,

2.    Tahap Kesadaran, semakin dia belajar, dan dia sudah mulai mencoba untuk keluar dari zona amannya (terus didalam nuansa islami) untuk melihat dari sudut pandang yang lain dan lebih luas tentang Tuhan dan Manusia

3.    Tahap Kemanusiaan, dia akan menyadari bahwa semua agama mengajarkan kemanusiaan, dan kemanusiaan sendiri adalah esensi dari sebuah agama, nah biasanya pada tahap ini, orang akan menganggap bahwa semua agama itu benar dalam ajarannya  (Hablumminannaas) setelah itu dia akan berkata “Tapi islam yang paling benar” wajar, dia masih belum bisa ngilangin ego dan fanatisme yang tersisa di hatinya

4.    Tahap Filsafat, karena dia sudah mulai membuka fikiran, dia sudah mulai mencari-cari input dari berbagai sudut pandang, dari timur, hingga barat. Dari yang kebanggaan sebuah agama tertentu hingga seorang ateis anti-tuhan

5.    Tahap Ideologi Kemanusiaan, ini adalah tahap yang paling sensitif, karna di tahap ini gak boleh kepleset, kpleset sedikit, fatal banget.
Jadi gini, di tahap ini orang akan menyalahkan semua agama dan menganggap bahwa “Asal berakhlaq,bermoral dan gak melenceng dari nilai2 kemanusiaan dan keagamaan, itu sudah cukup (jadi ceritanya sudah mulai tau apa itu esensi manusia dan agama) , jadi gak perlu beragama, yakin ada tuhan, dan berakhlaq, it`s quiet enough

6.    Tahap Pengenalan diri, Who am I ? Where I came from? Where will i go?.
mungkin sebagian orang nganggep kalo pemikiran2 kayak gini (nomer 6) aturan dari awal bukan malah akhiran,

TENTU SALAH BESAR

Kenapa salah ? , ini terlepas dari salah benarnya, sah2 saja kalo emang pemikiran seperti ini muncul di awal ,tapi jika tanpa prosedur2 sebelumnya, maka pemikiran yang dia punya cenderung tidak berdasar, dan berpotensi menyulitkan tiap person untuk mencari jati dirinya. Nah pada tahap ini, dia yang berfikir agama tak wajib ada, dan beranggapan bahwa agama hanyalah mitos yang dibawa dari abad abad kuno agar tercipta sebuah norma norma yang disakralkan oleh kebanyakan umat yang kurang berfikir. But dari tahap ini dia akan mulai memuthola`ah kembali ajaran ajaran agama, lalu meresapinya dengan lidah yang berbeda (kan sudah melewati tahap2, jadi waktu melajari agama pasti sudah beda dong?)

7.    Tahap Pengenalan Tuhan, Imam ali a.s pernah bersabda “Siapa yang mengenal dirinya, maka dia mengenal tuhannya” dengan dia terus mencari siapa dirinya, dan betapa rahmat tuhan selalu terlimpah, dan kehendak-Nya yang selalu menunjukkan keMahaan-Nya maka dia akan tau, Apa itu esensi tuhan, dan Apa itu Realitas, Wujud, Esa dan Kesempurnaan.

Kalo sudah melewati semua tahap-tahap diatas (dengan belajar tentunya) maka orang tersebut tau setetes dari manisnya Ma`rifatullah, dan, ente orang jangan heran kalo ada orang yang sudah tau semua konsep dan segala konsep tentang ketuhanan, sampe ma`rifat segala macem tapi tetep maksiat dll, Kenapa kok bisa masih maksiat aja, ngerusak aja, akhlak jelek, moral kacau dll. ?
Ketahuilah sobat, itu semua dikarenakan orang-orang yang seperti itu mengenal tuhan hanya dengan akal aja, konseptual aja, pengetahuannya macet di otak, enggak turun ke hati,tapi kalo emang sudah turun ke hati, maka orang itu akan menjadi orang yang Cinta pada tuhannya dan (tentu saja) Dicintai tuhannya. Masyaallah dah ente orang kalo bisa, Awliya`allah jal !, sapa yang gak mau ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar