Sabtu, 12 April 2014

Demi Indonesia



Sedikit saja berita yang kukabarkan
Tentang keadaan kota dan Negeri ini
Dedengkot politik dan para badut temui petinggi
Mengedip mata dan menari diatas janji

Panggung panggung mulai digelar
Artis dan penyanyi mulai didatangkan
Duit ditebar, serangan fajar dilancarkan
Sebagai upah, untuk membayar kebodohan rakyat dan bangsa negri ini

Tatkala Sang Gembala melenggang
Menyusuri tiap tiap jalan hingga pelosok negeri
Para joker politik mengumbar khurafat
Kendati mereka sadar bahwa rakyat menyumpal telinga mereka sendiri sendiri

Masa Bodoh,
Rakyat hanya berliur dengan uang yang dibawanya
Tak ada yang peduli dengan omong kosongnya

Masa Bodoh,
Para Bedebah pun tak berharap didengarkan
Bahkan mereka berharap rentetan janji-janjinya terlupakan

Uang cair, nomorpun terpilih
Takhta terjerat,perutpun kenyang

Lantas,
Sebatas inikah harga diri bangsa?

Sang Gembala terperangah,
Hatinya panas, tatapannya tajam
Kepalan tangan teracung, kepala mendongak ke langit
Diapun bangkit, menyandang jas hitam lusuhnya
Lalu berjalan tanpa arah,
Apa yang ada di fikirannya ?
“Saudara, sebatas inikah harga diri bangsa ?”

Rasakanlah panas hati sang gembala !
Semangatnya bagaikan obor yang sensasinya menjalar keseluruh urat dan saraf !
Mengepal tinju, siap sedia untuk menghantam sombongnya dunia



Saudara, Cicipilah derita para duafa !
Para fakir menelan pakan ternak !
Orang miskin menjual anaknya pada saudagar kaya
Tak ada kabar baik bagi anak-anak yang ditinggal mati ayahnya

Saudara, Masih tegakah kita bersifat apatis ?
Ketahuilah bahwa Bangsa kita adalah kita ! Seutuhnya !

Saudara,
Perhelatan akbar masih menyisakan beberapa hari lagi
Maka, Hei Para Penuntut Hak !
Gunakanlah Hak Pilih dengan bijak !

Agar singa lantang pembela bangsa duduk sebagai pemimpin
Agar kalian tak meronta – ronta lagi
Agar tak ada ketidaksejahteraan lagi
Demi tanah air tercinta ,Indonesia 

Bangil, 6 April 2014
Muhammad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar