Selasa, 22 April 2014

Euforia dalam "Mawas diri"



Hidup di kawasan pesantren, terlibat langsung dengan hiruk pikuk dan ribetnya pondok, bersama anak santrinya yang ya.. begitulah. Seorang manusia, tentu tak luput dari salah dan dosa terhadap sesama manusia, apalagi yang hidup seatap,makan dari nasi dan lauk yang sama, dan selalu bergandengan dalam 24 jam sehari, itu pasti. Main salah-salahan, siapa yang bener siapa yang salah, juga ada satu frase lagi yang penting, Introspeksi Diri,  ya aku tau, itu familiar ditelinga kalian.
And, now, I would love to talk about “Self-Introspection” ,yo`I bro, intropeksidiri..
Frase ini sering banget dilontarin, biasanya pada orang yang (dianggap) kurang layak memberi nasehat trus nasehatin orang yg ngelakuin sebuah kesalahan tertentu, kek contoh ni : Orang yang dikenal tukang bohong sewaktu dia ngeliat tukang bohong yang lain, dia nasehatin orang tsb, agar tidak berbohong lagi, tapi disisi lain dia juga pendusta handal, nah biasanya orang yang dinasehatinini, ketika di nasehatin dia akan berucap “Woy nyadar diri dong ! Introspeksi diri sono !” . Well begitulah biasanya dia dipergunakan.
Tiap orang (apalagi anak pondok) pasti pernah mendapat lontaran frase ini, dan anehnya frase ini bukan digunakan untuk membangun melainkan untuk menjatuhkan (biasanya, tapi tergantung niat tiap personnya sih) nah kalo gitu, orang yang cerdas, dia akan berfikir lebih dalam, sampai muncul pertanyaan seperti ini : “gimana cara introspeksi diri yg baik itu ?”
Simpel sebenernya, ketahuilah bahwa tuhan itu mahacerdas dan maha tau, Ia-lah yang paling tau untuk memfasilitasi hamba-hambanya, kali ini Tuhan semesta alam memilih Air dan Kaca sebagai penunjuk kebesaranNya.

Semua kita tau, bahwa yang paling tau tentang diri kita adalah diri kita itu sendiri, tapi kadang tidak terpikir bahwa, banyak hal atau mistake eksternal yang tidak kita sadari dan mudah saja dilihat oleh orang lain (kek contoh : ada ingus yang offside sampe daerah kumis, orang lain bisa melihat dan tertawa bersama teman sebangkunya, akan tetapi kita yang tak tau apa-apa merasa biasa aja)
Lantas, apa yang harus kita lakukan ? Cermin, ya ! tentu saja cermin,artinya bercerminlah, ngacalah, bayangan yang muncul dibalik cermin itu adalah sesuatu yang harus kau lampaui, tapi sebelumnya kau harus menatap tajam orang yang ada dibalik cermin itu, tataplah seakan tatapanmu hendak memecahkan cermin tsb. Lalu kau harus berfikir seperti orang lain, anggaplah kau adalah orang lain, dan yang di cermin adalah dirimu.Lalu okelah, kau masuktahap berikut, Tahap perenungan, Apa yang akan kau lakukan dan katakan serta bagaimana penilaianmu terhadap orang dibalik cermin tsb. Ahoii kan biasanya kita orang paling bisa “Ghibahin” orang lain, biasanya kita gampang ngomongin kejelekan orang lain, nah sekarang buat “Bakat” itu berguna, Gibahin tu orang yang ada dibalik cermin (yang notabenenya adalah ente-ente sendiri) dari situ barulah nte akan sadar apa aja kesalahan dan keburukan2 ente,  Keif ?  Zen kan ? Jadi ente bisa introspeksi diri dengan cara yang lebih “Menyenangkan ( -_- ) “ 
Jadi sob, ternyata gak semua hal yang baik itu baik dan hal yang buruk itu buruk, ada saat dan kondisi tertentu dimana keduanya akan bertukar esensi,  “Ghibah” contohnya, memang Ghibah itu adalah perbuatan menjijikkan yang bisa membuat siapapun yang melakukannya tampak hina dan ngenekin, but sometimes ghibah bila dialokasikan untuk “mengghibah diri sendiri” (self-Ghibahing , -_- ) justru menjadi jurus yang ampuh untuk mengintrospeksi diri sendiri, then, tunggu apa lagi ? “Haasibuu qobla an tuhaasabuu” #YakherHadits

Tidak ada komentar:

Posting Komentar