Kamis, 06 November 2014

Untaian pena bercucur harap dan duka

Selongsong Syair
Alangkah baik bila tangan yang memerangimu terputus
Kaki durhaka yang membawamu terpotong
Menjadi kuda yang pergi ke kaum perempuan setelah kau terjatuh
Bingung,Hingga tali kekang melingkari mereka
Kuda itu terima jamuanmu setelah mereka
Pemilik kuda terbanting darimu lalu remuk
Kau jatuh hingga hari gembira tak bercahaya
Dan malam mereka tanpa bulan purnama
***
Beginilah alhusain mati syahid. Beginilah ia terbunuh
Ia mati syahid dengan ridha dan diridhai
Kesyahidannya dibaptis dengan darah yang suci
Menjadi tebusan akidah kakeknya
Mengangkat bendera revolusi dengan warna darah
Revolusi semua orang yang terzalimi melawan semua yang zalim

Tidak berangkat untuk huru hara,mengufuri nikmat dan membuat kerusakan
Tetapi mencari perbaikan dalam umat rasulullah
Di depan mereka yang memonopoli fa`i, berteriak “Pikirkanlah..!”
Ia amalkan ucapan dan perbuatan di depan para pelanggar perjanjian  Allah
Ia nasihati para pelaku kerusakan dan pelanggar batas
Ia berkata kepada mereka “kenalilah nasabku, siapa aku?”
“Pantaskah kalian membunuhku dan merusak kehormatanku?”

Tetapi batin mereka yang telah mati
Ambisi-ambisi yang berhembus dalam akal mereka
Menulikan telinga dan membutakan mata
Maka mereka nyatakan sikap permusuhan kepada kesayangan rasulullah
Bagai burung-burung elang yang merapatkan sayap hendak hinggap
Seorang dari mereka impikan harta
Yang lain ingin menguasai ray dan dailum
Sisanya menjual diri kepada setan

Pedang kebenaran tidak ditinggikan kecuali ditanganalhusain
Suara keadilan tak terdengan kecuali dari lisan abu abdillah
Kalimat kebenaran tidak diucapkan kecuali oleh bibir penghulu syuhada
Kematian dalam membela akidah adalah cita-citanya
Kematian untuk membela akidah adalah keinginannya
Membela islam adalah suasana hatinya
Membangunkan batin muslim adalah tujuan kebangkitannya
Menegakkan kebenaran adalah sasaran revolusinya
Menghentikan penyimpangan dan kepalsuan adalah prinsipnya
Melahirkan lagi islam adalah risalahnya
Kesyahidan di jalan allah adalah kehormatannya

Ia tidak memiliki pemikiran kisra
Ia tidak memiliki kejiwaan sultan
Ia tidak berpikir seperti imperium
Ia tidak bertindak seperti firaun
Ia tidak tertipu oleh ambisi kepemilikan
Keduniaan tidak menyebabkan kelopak matanya berkedut
Ia cenderung pada ketinggian
Tempat tinggal para syuhada dan orang-orang baik
Ia mengetahui bahwa ia akan terbunuh,disembelih,dan dihinakan
Maka ia terus maju
Rahasia ilahi menentukan langkahnya
Kebijaksanaan tuhan menetapkan perjalanan hidupnya
Dan menjadikannya panutan satu-satunya
Keteladanannya tidak hilang dalam semua agama
Ia burung nasar yang diberi perlengkapan kemanusiaan
Ia adalah syahid yang bukan nabi
Ia merasakan kepedihan dan siksaan seperti yang dirasakan para nabi
Tetapi tidak diberi seperti kenabian mereka
Perlengkapannya membumi
Ia tidak ditolong dengan jumlah pasukan dan perlengkapan
Di jalan revolusinya
Revolusinya unik dengan perlengkapannya
Revolusinya bukan revolusi otot dan pedang
Tetapi revolusi ruh,batin dan pikiran
Ia dikekalkan oleh zaman
Ia dikuduskan oleh masa
Ia disucikan dengan dimuliakan oleh generasi-generasi
Itulah revolusi yang selalu dapat meluas
Semua ciptaan memantulkan gemanya
Gemuruh zaman mengantarkan teriakannya
Setiap jiwa menampakkan keutamaannya
Revolusi itu adalah simbol penerimaan kebenaran
Kebangkitan itu bagiku, bagimu, dan bagi kalian
Bagi dia dan bagi mereka
Manakala kita membenci kezaliman dan merindukan kebenaran
Manakala kita membuang penyimpangan
Dan mencintai jalan yang lurus
Itulah revolusi bagiku dan bagimu

Manakala kita adalah orang-orang yang beriman
Tempat tinggalnya adalah dalam hati kita
Tidak akan dingin selamanya
Manakala dalam relung hati kita masih ada kasih sayang
Diantara tulang-tulang rusuk kita adalah keimanan
Jika kita bersentuhan dengan keadlan
Maka kita adalah para pengikut alhusain
Jika ita memelihara akidah kita
Maka kita adalah tentara dalam revolusinya
Jika kita membela seseorang dari kezaliman
Maka kita adalah muslim bin aqil
Jika kita menolak kezaliman dari seseorang
Maka kita adalah qais bin shaidawi
Jika kita membela para penentang kesia-siaan
Maka kita menjadi seperti sa`d dan abu hatuf al-harits
Jika kita bertobat dari kezaliman kita
Maka kita adalah seperti hurr riyahi

Maka hendaklah kita bertanya pada diri sendiri jika kita adalah orang-orang yang beriman
Apakah sampai kepada kita teriakan penghulu para syuhada?
Apakah kita mendengar permintaan tolongnya?
Apakah kita melhat benderanya ditinggikan untuk selamanya?
Tidakkah suatu hari kesombongan yazid menghembus kita?
Tidakkah kita adalah umar bin saad dalam suatu saat?
Tidakkah kita serupa dengan ibnu ziyad dalam sikap?
Tidakkah kita berbuat seperti syimir dalam perjalanan dunia kita?
Tidakkah sesuatu mendekatkan kita kepada harmalah asadi?
Tidakkah kita merasakan kedekatan dengan hushain bin numair?
Tidakkah kita membidikkan panah kepada husain?
Sebagaimana yang dilakukan oleh abu hatuf al-lu`fi
Tidakkah kita menebasnya dengan pedang seperti malik bin nasar?
Tidakkah kita selalu selamanya seperti zur`ah bin syarik?
Atau sannan bin anas?
Atau shalih bin wahab ?
Atau ibnu huwaih..?

Bagaimana tidak?, sementara kita bersabar atas orang zalim
Dan kita ridha pada kezalman atau orang yang tertindas
Dan kita menuual akhirat kita dengan dunia kita
Dan kita berserah diri seperti orang hina
Dan kita lari seperti budak
Maka mengapa alhusain melakukan revolusinya?
Apakah kita hendak bernaung seperti ini...?
Penjinakan memakan keberanian kita
Kepalsuan menutupi kehidupan kita
Ketamakan mewarnai akhlak kita


Mengapa alhusain disembelih ditanah karbala
Apakah agar kita bernaung seperti kita dulu..?
Kita direndahkan oleh kezaliman lalu kita membisu..
Dan kita tertidur atas kesewenang-wenangan lalu kita bermimpi..
Untuk semua ini
Dijadikan kuda menginjak dada dan punggungnya...?
Apakah agar kita sebagaimana kita adanya..?
Kepalanya diangkut di ujung tombak..
Apakah untuk tidur kita, dia bangkit..
Apakah untuk ketundukkan kita,dia memberontak..
Apakah untuk duduk kita, dia bergerak..
Apakah untuk lari kita, dia maju..?
Semua kebalikan dari apa yang dia lakukan
Maka, hendaklah kita bangkit
Dan hendaklah kita bergerak
Hendaklah kita memberontak terhadap kezaliman
Hendaklah kita mencabut duri-duri kelaliman dari tubuh kita
Dalam revolusi penghulu syuhada terhadap pelita bagi kita
Dalam syiar-syiarnya terdapat petunjuk dan dorongan
Dalam keadaan kerasnya terdapat kegiugihan dan penolakan
Hendaklah kita mengulang0ulang slogan revolusi:
“kematian lebih utama daripada menanggung aib
dan aib lebih utama daripada masuk neraka”
Hendaklah kita menolongnya ketika dia meminta tolong pada kita
Sebagaimana dia menolong kita ketika kita meminta tolong padanya

Jangan lupa bahwa kita telah menyia-nyiakannya
Dalam ingatan kita ada pelajaran dan teguran
Mengembalikan gambaran-gambaran kelalaian kita
Dan kerinduan kita terhadapa diri kita dan ketamakannya
Dan kejauhan kita dari jalan yang benar
Dan kesesatan kita dalam barang miikkita yang paling berharga
Jika kita lakukan seperti yang dilakukan alhusain
Dan jika kita berjalan di belakang cucu kesayangan rasulullah
Kita kan rasakan ketenangan hati
Dan sang khalik yang pemurah pun ridho

Maka hendaklah kita bangkit untuk berjihad
Hingga memutus keturunan yazid
Dan hendaklah kita menurunkan kepala alhusain dari ataas ujung tombak
Dan hendaklah kita mematisyahidkan diri kita di karbala tiap hari
Kematian bukan aib bagi pemuda
Jika ia menentang kerusakan dan meninggalkan kejahatan
Sehingga jika kita hidup, kita tak menyesal
Jika kita mati,kita tak rasakan kepedihan
Alhusain bukan hanya satu fase...
Tetapi perjalanan
Dan bukan cara
Tapi tujuan
Bukan pula prosedur
Tetapi hasil
Dan juga bukan demonstrasi... tetapi prinsip yang azali

Maka salam sejahtera bagi cucu muhammad
Salam atasnya pada hari dilahirkannya
Dan pada hari kematiannya
Dan pada hari ia dibangkitkan kembali

Salam sejahtera baginya
Pelita dan naungan kami
Teladan dan perlindungan terakhir
Dalam perjalanan duka kami
Dari buaian hingga liang lahat

“Husain adalah pelita islam, yang menerangi batin seluruh agama sepanjang zaman” – Antoane bara

Bangil 1 November 2014
Muhammad,

(Sumber : The saviour, Husain dalam kristianitas – Antoane bara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar