Senin, 30 Juni 2014

Izzah versus Jual mahal


“jangan biarkan ilalang tumbuh subur di ladang cinta, niscaya ia kan taburkan garam diatas luka relung hati ini,
aku hidup dari tanah penciptaan tuhan, pengetahuan manusia bukanlah tandingan pengetahuan-Nya,
 angin malam membawa penyakit, tapi tak ada yang tau berapa nyawa yang telah ia selamatkan dan berapa cahaya munajat yang memancar melewatinya”

   

   Izzah atau harga diri (kemuliaan : secara bahasa) adalah sebuah kebanggaan dan mahkota bagi setiap insan, harga diri adalah ciri dari manusia beradab masa kini, harga diri digunakan untuk membuatmu menjadi kaya dalam kemiskinanmu, stay cool dalam penderitaanmu dan kalem dalam luapan dendam kesumatmu..  orang berharga diri bukanlah mereka yang ingin dihormati, bahkan mereka lebih rendah diri dari para petinggi, dan permata ini bukan hanya untuk oknum atau segelintir orang tertentu, setiap yang bernafas mempunyainya, hanya saja ada dari mereka yang tidak menjaganya dengan baik.

tapi sayang, zaman sekarang yang seharusnya orang sudah meninggalkan pemikiran-pemikiran kolot dan primitif, justru masih ada yang memeliharanya. “Bodoh” bukan kata yang cocok untuk mereka, tapi jujur saja kata yang cocok untuk mereka hanyalah “KASIHAN”

kenapa bisa,? Gini ni, mereka-mereka melabeli orang yang menjaga harga dirinya dengan kata-kata “jual mahal” dan “Jaim” , anggepannya sama aja dengan melabeli gandum dengan nama Ilalang , tentu beda jauh, orang yang menjaga harga dirinya, dia akan menghargai orang lain dan tentu saja dia menghargai dirinya sendiri sebagai seorang manusia yang telah tuhan sempurnakan dan tuhan kehendaki untuk menjadi sempurna. Sedang orang “jual mahal” adalah orang murahan yang cetek tapi menganggap dirinya numbero uno dan dia ingin semua orang memujanya, haha, mungkin gak selebay itu, tapi jujur aja bedainnya gampang banget orang yang memang menjaga harga diri sama yang  jual mahal atau jaim atau apalah itu, berada di samping orang jual mahal itu risih dan memuakkan sedang berjalan bersama orang yang menjaga harga dirinya itu teduh dan adem, auranya benar-benar nyaman, seperti yang dicontohkan ar-rasul

Dengan Izzah orang berani menolak kebatilan, dengan jual mahal orang akan menolak kebatilan, tapi akan menerimanya jika "nominalnya" sudah sesuai, dalam bentuk apapun itu.
mungkin orang masih pada bingung gimana sih cara bedainnya, maklum keduanya sama sama memiliki bulu lembut, tapi hanya domba yang berbulu asli, serigala pasti tampak taringnya.. samar memang, namun kalo mau diperhatiin sebenernya ada satu hal yang membuat keduanya benar benar berbeda jauh... bolehlah isi hati hanya tuhan yang tau, kau cuman harus menghormati dirimu sendiri sebagai manusia, maka kau akan tau mengapa orang memiliki harga diri, namun tatkala ujub datang merundung, dan gengsi beranjak naik, meruntuhkan tembok respekmu terhadap diri sendiri demi mendapat acungan jempol di sisi manusia, maka katakan selamat tinggal pada harga diri anda yang berharga..

The point is, kita gak bisa seenaknya melabeli seseorang yang berusaha menjaga kesucian dirinya dengan kata-kata sejahat “jual mahal lu!” atau “Dasar jaim!”
terutama kaum hawa, jujur kita salut banget sama pemudi-pemudi yang berani Saying No to lepas hijab depan umum, dan melakukan hal-hal Indah lainya yang sekiranya orang-orang kolot bakal mencap pemudi-pemudi itu dengan kata jual mahal dan jaim, enggak, kalian adalah permata itu sendiri maka jangan mau dikotori oleh makhluk bertentakel dan nyemprot tinta itu, dan ketahuilah kawan, adakalanya permata itu merona dan memberi pendar lembut yang memanjakan mata kita, sehingga kita akan menghormatinya bukan karna dia memelihara harga dirinya dengan baik, tapi karna sikap dasar mereka yang berharga diri tinggi, menghargai orang lain dan diri sendiri sebagai manusia beradab,menebar cinta kasih dan useful for people of course..

lihat, betapa sulit aku menggambarkan keduanya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar