Kamis, 01 Mei 2014

Ruang Ujian Tuhan



Hidup adalah ujian, statemen ini akrab banget bagi telinga-telinga kita, sering banget disampein waktu khotbah, baik khotbah jumat atau khotbah-khotbah yang lain, motivator-motivator juga gemar memakai statemen ini dalam materinya,kadang juga muncul sebagai status facebook ataupun twitter bahkan juga jadi caption buat beberapa gambar di 9Gag, intinya “Hidup adalah Ujian” sudah familiar banget buat kita



Hidup adalah ujian, oke berarti kita ada di sebuah ruangan tertentu lalu mengerjakan sebuah ujian bernama ‘Kehidupan’ , lalu siapakah pengujinya? Tuhan ?

tentu saja, tak ada yang lebih layak sebagai penguji selain-Nya, pesertanya ? kita kita ini, jelas, para penanggung jawab atas ujian ‘kehidupan’ yang dilontarkan oleh Sang Penguji


Well, berarti ‘kehidupan’ kita saat ini hanyalah sekedar kata kehidupan dengan tanda kutip disebelah kanan dan kirinya, karena kehidupan hakiki kita bukan disini, semesta alam dan seisinya ini hanyalah ruang ujian-Nya dan setiap yang bernafas adalah peserta ujian, maka, jelas bahwa tujuan utama setiap yang bernafas adalah lulus ujian dan segera bebas dari penjara daging ini menuju ketidakterbatasan.

But, wait a moment, materi apa yang keluar di ujian ini ? bagaimana kalo ada yang gak bisa mengerjakannya dengan benar dan lulus melampaui manusia ? tidakkah kita sangat butuh dengan yang namanya ‘contekan’ ? siapa yang bisa dicontek ? siapa yang bisa mengerjakan semuanya dengan benar tanpa selip dan salah ?


Sang penguji maha bijaksana, tak setiap person mampu menjalankan ujian yang dilimpahkan, maka tuhan utus Rasulullah dan ahlulbayt, sosok yang mampu mengerjakan setiap ujian demi ujian yang beranak pinak ditiap detik dalam masa hidup seorang peserta di ruang ujian-Nya, membimbing setiap peserta dan membiarkan semuanya mencontek figur agung beliau-beliau sekalian,tak cukup disitu, Sang Penguji pun sebarkan kertas contekan ke seluruh penjuru dan pelosok dunia, familiar dengan nama Kitabullah, tuhan pun tak ragu menuliskan contekan jawabannya di depan papan tulis agar seluruh mata melihatnya dengan jelas,dan hal itu tuhan beri judul dengan kata “Syariat” , yang kelak jika para peserta ini menyalin “Syariat” sebagai jalan hidupnya, maka tentu itu untuk kesempurnaan diri-diri mereka sendiri, 


Terkadang saat ujian, masalah kerap terjadi, ada peserta yang tertidur saat ujian, yang keluar duluan sebelum bel berdering pun tak sedikit, bahkan ada yang mengeluh dengan kata-kata seperti ini :
“Tuhan tak sayang padaku, Dia telah menghinakanku, Seluruh nikmat yang ia berikan telah lenyap, Ah! Seandainya tuhan tak menciptakanku dengan syahwat keabadian! Kecintaan terhadap hal yang takkan sirna! , Hasrat terhadap nikmat yang tak terputus-putus! Sungguh tuhan tak bijaksana!! Kenapa tuhan ciptakan aku dengan syahwat keabadian ! kenapa ?! kenapa !?”
Haha, dasar para pedamba, selalu saja begitu, syahwat keabadian membuatnya lupa bahwa tuhan telah ciptakan kehidupan yang hakiki, dimana semuanya bisa menuntaskan semua hasratnya, kita Cuma harus lulus, tak ada yang lain, manusiawi bagi kita yang selalu dambakan keabadian, tapi terlalu manusiawi terkadang tak sehat, melampaui manusia adalah salah satu jalan menuju adimanusia, jaminan lulus ujian dalam genggaman, lidahpun sudah basah, rindu akan manisnya seteguk keabadian dan takkan pernah rasakan dahaga lagi, selamanya


Di ruang ujian tuhan,semua bebas memilih, tak ada paksaan bagi peserta congkak yang ingin menolak contekan dari sang penguji,dan mengerjakannya dengan caranya sendiri, sebelum akhirnya mereka menuju pintu keluar, entah dengan wajah berseri percaya diri atau tertunduk pesimistis, kelak semua peserta akan mendengar nama-nama mereka yang lulus dan siapa saja yang gagal, mereka yang lulus akan berbunga hatinya, matanya yang bersinar kan memandang wejangan dan jamuan ilahi yang disiapkan untuk para jawara dan yang gagal  akan tertunduk malu sebagai pecundang,memasang raut wajah yang takut akan petaka dan siksa yang telah menantinya di ujung jalan nun jauh dijurang gelap tanpa dasar di lembah jahannam, 

Kau cuma harus lulus, itu saja, bisakah kau melakukannya ?
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar