Minggu, 26 April 2015

Pendar bulan


matahari terbenam diatas kebun zaitun
langit, seperti pipi perawan yang dicium pertama kali
merona jingga merah jambu
hembuskan angin lewat jendela usang

sampaikan aroma-aroma malam
kala dingin menyelimuti putri-putri karbala` yang terlelap
lepaskan rindu pada sang ayah di alam malakut
terbitkan senyum setelah kering air mata yg menggenang di pipi yang pucat pasi

walau era dan dekade berlalu
hari itu tak pernah berakhir
bara hari itu..
tak pernah padam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar