![]() |
Selongsong Syair |
Alangkah baik bila tangan yang memerangimu
terputus
Kaki durhaka yang membawamu terpotong
Menjadi kuda yang pergi ke kaum perempuan
setelah kau terjatuh
Bingung,Hingga tali kekang melingkari
mereka
Kuda itu terima jamuanmu setelah mereka
Pemilik kuda terbanting darimu lalu remuk
Kau jatuh hingga hari gembira tak
bercahaya
***
Beginilah alhusain mati syahid. Beginilah
ia terbunuh
Ia mati syahid dengan ridha dan diridhai
Kesyahidannya dibaptis dengan darah yang
suci
Menjadi tebusan akidah kakeknya
Mengangkat bendera revolusi dengan warna
darah
Revolusi semua orang yang terzalimi
melawan semua yang zalim
Tidak berangkat untuk huru hara,mengufuri
nikmat dan membuat kerusakan
Tetapi mencari perbaikan dalam umat
rasulullah
Di depan mereka yang memonopoli fa`i,
berteriak “Pikirkanlah..!”
Ia amalkan ucapan dan perbuatan di depan
para pelanggar perjanjian Allah
Ia nasihati para pelaku kerusakan dan pelanggar
batas
Ia berkata kepada mereka “kenalilah
nasabku, siapa aku?”
“Pantaskah kalian membunuhku dan merusak
kehormatanku?”
Tetapi batin mereka yang telah mati
Ambisi-ambisi yang berhembus dalam akal
mereka
Menulikan telinga dan membutakan mata
Maka mereka nyatakan sikap permusuhan
kepada kesayangan rasulullah
Bagai burung-burung elang yang merapatkan
sayap hendak hinggap
Seorang dari mereka impikan harta
Yang lain ingin menguasai ray dan dailum
Sisanya menjual diri kepada setan
Pedang kebenaran tidak ditinggikan kecuali
ditanganalhusain
Suara keadilan tak terdengan kecuali dari
lisan abu abdillah
Kalimat kebenaran tidak diucapkan kecuali
oleh bibir penghulu syuhada
Kematian dalam membela akidah adalah
cita-citanya
Kematian untuk membela akidah adalah
keinginannya
Membela islam adalah suasana hatinya
Membangunkan batin muslim adalah tujuan
kebangkitannya
Menegakkan kebenaran adalah sasaran
revolusinya
Menghentikan penyimpangan dan kepalsuan
adalah prinsipnya
Melahirkan lagi islam adalah risalahnya
Kesyahidan di jalan allah adalah
kehormatannya
Ia tidak memiliki pemikiran kisra
Ia tidak memiliki kejiwaan sultan
Ia tidak berpikir seperti imperium
Ia tidak bertindak seperti firaun
Ia tidak tertipu oleh ambisi kepemilikan
Keduniaan tidak menyebabkan kelopak
matanya berkedut
Ia cenderung pada ketinggian
Tempat tinggal para syuhada dan
orang-orang baik
Ia mengetahui bahwa ia akan
terbunuh,disembelih,dan dihinakan
Maka ia terus maju
Rahasia ilahi menentukan langkahnya
Kebijaksanaan tuhan menetapkan perjalanan
hidupnya
Dan menjadikannya panutan satu-satunya
Keteladanannya tidak hilang dalam semua
agama
Ia burung nasar yang diberi perlengkapan
kemanusiaan
Ia adalah syahid yang bukan nabi
Ia merasakan kepedihan dan siksaan seperti
yang dirasakan para nabi
Tetapi tidak diberi seperti kenabian
mereka
Perlengkapannya membumi
Ia tidak ditolong dengan jumlah pasukan
dan perlengkapan
Di jalan revolusinya
Revolusinya unik dengan perlengkapannya
Revolusinya bukan revolusi otot dan pedang
Tetapi revolusi ruh,batin dan pikiran
Ia dikekalkan oleh zaman
Ia dikuduskan oleh masa
Ia disucikan dengan dimuliakan oleh
generasi-generasi
Itulah revolusi yang selalu dapat meluas
Semua ciptaan memantulkan gemanya
Gemuruh zaman mengantarkan teriakannya
Setiap jiwa menampakkan keutamaannya
Revolusi itu adalah simbol penerimaan
kebenaran
Kebangkitan itu bagiku, bagimu, dan bagi
kalian
Bagi dia dan bagi mereka
Manakala kita membenci kezaliman dan
merindukan kebenaran
Manakala kita membuang penyimpangan
Dan mencintai jalan yang lurus
Itulah revolusi bagiku dan bagimu
Manakala kita adalah orang-orang yang
beriman
Tempat tinggalnya adalah dalam hati kita
Tidak akan dingin selamanya
Manakala dalam relung hati kita masih ada
kasih sayang
Diantara tulang-tulang rusuk kita adalah
keimanan
Jika kita bersentuhan dengan keadlan
Maka kita adalah para pengikut alhusain
Jika ita memelihara akidah kita
Maka kita adalah tentara dalam revolusinya
Jika kita membela seseorang dari kezaliman
Maka kita adalah muslim bin aqil
Jika kita menolak kezaliman dari seseorang
Maka kita adalah qais bin shaidawi
Jika kita membela para penentang
kesia-siaan
Maka kita menjadi seperti sa`d dan abu
hatuf al-harits
Jika kita bertobat dari kezaliman kita
Maka kita adalah seperti hurr riyahi
Maka hendaklah kita bertanya pada diri
sendiri jika kita adalah orang-orang yang beriman
Apakah sampai kepada kita teriakan
penghulu para syuhada?
Apakah kita mendengar permintaan
tolongnya?
Apakah kita melhat benderanya ditinggikan
untuk selamanya?
Tidakkah suatu hari kesombongan yazid
menghembus kita?
Tidakkah kita adalah umar bin saad dalam
suatu saat?
Tidakkah kita serupa dengan ibnu ziyad
dalam sikap?
Tidakkah kita berbuat seperti syimir dalam
perjalanan dunia kita?
Tidakkah sesuatu mendekatkan kita kepada
harmalah asadi?
Tidakkah kita merasakan kedekatan dengan
hushain bin numair?
Tidakkah kita membidikkan panah kepada
husain?
Sebagaimana yang dilakukan oleh abu hatuf
al-lu`fi
Tidakkah kita menebasnya dengan pedang
seperti malik bin nasar?
Tidakkah kita selalu selamanya seperti
zur`ah bin syarik?
Atau sannan bin anas?
Atau shalih bin wahab ?
Atau ibnu huwaih..?
Bagaimana tidak?, sementara kita bersabar
atas orang zalim
Dan kita ridha pada kezalman atau orang
yang tertindas
Dan kita menuual akhirat kita dengan dunia
kita
Dan kita berserah diri seperti orang hina
Dan kita lari seperti budak
Maka mengapa alhusain melakukan
revolusinya?
Apakah kita hendak bernaung seperti
ini...?
Penjinakan memakan keberanian kita
Kepalsuan menutupi kehidupan kita
Ketamakan mewarnai akhlak kita
Mengapa alhusain disembelih ditanah
karbala
Apakah agar kita bernaung seperti kita
dulu..?
Kita direndahkan oleh kezaliman lalu kita
membisu..
Dan kita tertidur atas kesewenang-wenangan
lalu kita bermimpi..
Untuk semua ini
Dijadikan kuda menginjak dada dan
punggungnya...?
Apakah agar kita sebagaimana kita
adanya..?
Kepalanya diangkut di ujung tombak..
Apakah untuk tidur kita, dia bangkit..
Apakah untuk ketundukkan kita,dia
memberontak..
Apakah untuk duduk kita, dia bergerak..
Apakah untuk lari kita, dia maju..?
Semua kebalikan dari apa yang dia lakukan
Maka, hendaklah kita bangkit
Dan hendaklah kita bergerak
Hendaklah kita memberontak terhadap
kezaliman
Hendaklah kita mencabut duri-duri
kelaliman dari tubuh kita
Dalam revolusi penghulu syuhada terhadap
pelita bagi kita
Dalam syiar-syiarnya terdapat petunjuk dan
dorongan
Dalam keadaan kerasnya terdapat kegiugihan
dan penolakan
Hendaklah kita mengulang0ulang slogan
revolusi:
“kematian lebih utama daripada menanggung
aib
dan aib lebih utama daripada masuk neraka”
dan aib lebih utama daripada masuk neraka”
Hendaklah kita menolongnya ketika dia
meminta tolong pada kita
Sebagaimana dia menolong kita ketika kita
meminta tolong padanya
Jangan lupa bahwa kita telah
menyia-nyiakannya
Dalam ingatan kita ada pelajaran dan
teguran
Mengembalikan gambaran-gambaran kelalaian
kita
Dan kerinduan kita terhadapa diri kita dan
ketamakannya
Dan kejauhan kita dari jalan yang benar
Dan kesesatan kita dalam barang miikkita
yang paling berharga
Jika kita lakukan seperti yang dilakukan
alhusain
Dan jika kita berjalan di belakang cucu
kesayangan rasulullah
Kita kan rasakan ketenangan hati
Dan sang khalik yang pemurah pun ridho
Maka hendaklah kita bangkit untuk berjihad
Hingga memutus keturunan yazid
Dan hendaklah kita menurunkan kepala
alhusain dari ataas ujung tombak
Dan hendaklah kita mematisyahidkan diri
kita di karbala tiap hari
Kematian bukan aib bagi pemuda
Jika ia menentang kerusakan dan
meninggalkan kejahatan
Sehingga jika kita hidup, kita tak
menyesal
Jika kita mati,kita tak rasakan kepedihan
Alhusain bukan hanya satu fase...
Tetapi perjalanan
Dan bukan cara
Tapi tujuan
Bukan pula prosedur
Tetapi hasil
Dan juga bukan demonstrasi... tetapi
prinsip yang azali
Maka salam sejahtera bagi cucu muhammad
Salam atasnya pada hari dilahirkannya
Dan pada hari kematiannya
Dan pada hari ia dibangkitkan kembali
Salam sejahtera baginya
Pelita dan naungan kami
Teladan dan perlindungan terakhir
Dalam perjalanan duka kami
Dari buaian hingga liang lahat
“Husain adalah
pelita islam, yang menerangi batin seluruh agama sepanjang zaman” – Antoane
bara
Bangil 1 November 2014
Muhammad,
Bangil 1 November 2014
Muhammad,
(Sumber : The saviour, Husain dalam kristianitas – Antoane bara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar